ENTHIK
Enthik, Pathil Lele, Benthik, Anak laki-laki di lingkungan masyarakat Jawa yang lahir sebelum tahun
1970-an, tentu sudah tidak asing lagi dengan sebuah permainan yang
dinamakan enthik. Mereka tentu akan teringat sekali jenis alat
permainannya maupun cara bermain. Memang, permainan satu ini juga
merupakan salah satu jenis permainan tradisional yang sering
dipermainkan oleh anak laki-laki di lingkungan masyarakat tempo dulu.
Mungkin bagi anak kelahiran tahun 2000 ke atas, terutama di kalangan
perkotaan, permainan ini sudah tidak dikenal lagi, karena memang bukan
zamannya lagi.
Pada 70 tahun yang lalu, permainan tradisional ini pun sudah dikenal
oleh masyarakat Jawa. Terbukti, istilah permainan ini sudah terekam di
Baoesastra (Kamus) Djawa karya W.J.S. Poerwadarminta terbitan tahun 1939
di Weltevreden Batavia (Jakarta). Pada halaman 41 kolom 1 disebutkan
bahwa makna enthik, salah satunya adalah nama permainan. Memang tidak
dijelaskan mendetail, namun permainan ini terus hidup di masyarakat Jawa
dengan pola dan peralatan seperti yang sudah disebutkan di atas.
Enthik, begitulah sebutannya, dibuat dari 2 potong stik atau kayu
bentuk silinder dengan panjang berbeda. Satu potong kayu dengan panjang
sekitar 30 cm, yang satunya sekitar 10 cm. Kedua potongan stik tersebut
biasanya berdiameter sama, sekitar 2-3 cm. Biasanya potongan kayu
tersebut diperoleh dari ranting-ranting pohon yang tumbuh di sekitar
halaman, seperti pohon asem, pohon mlandhing (petai Cina), pohon jambu
biji, pohon mangga, dan sejenisnya. Ranting pohon yang diambil biasanya
dari kayu yang ulet dan tidak mudah patah. Bisa jadi, alat enthik
dibuat dari potongan bambu yang dibuat silinder dengan ukuran yang sama
seperti di atas.
Cara bermainnya pun bisa dianggap mudah. Bisa dilakukan dengan cara
beregu atau individu. Jika dilakukan beregu, bisa jadi satu regu
(kelompok) terdiri dari 3 atau 4 anak. Ketika satu regu bermain, maka
regu yang lain mendapat giliran jaga. Setiap regu secara bergantian
memainkan enthik hingga semua mendapat giliran. Setelah selesai,
bergantian yang jaga mendapat giliran bermain. Jika dilakukan individu,
misalnya 5 anak, maka satu anak mendapat giliran bermain, maka 4 anak
lainnya mendapat giliran jaga. Jika anak yang bermain sudah kalah, maka
digantikan temannya secara bergantian. Regu atau anak yang mendapatkan
angka terbanyak biasanya dianggap sebagai pemenang.
Sebelum permainan dimulai, anak-anak membuat sebuah lubang di tanah
dengan ukuran memanjang sekitar 7-10 cm, lebar 2-3 cm, Lubang itu
digunakan sebagai tolakan melemparkan stik pendek. Setelah itu anak-anak
melakukan hompimpah atau sut. Permainan enthik biasanya terdiri dari
tiga tahap. Tahap pertama, anak yang mendapat giliran bermain,
meletakkan stik pendek di atas lubang, lalu dengan bantuan stik panjang,
stik pendek dilempar sekuat dan sejauh mungkin. Jika enthik pendek
tertangkap tangan, maka anak yang bermain dianggap kalah, sementara yang
menangkap stik pendek mendapat nilai, umpamanya dengan dua tangan 10
poin, satu tangan kanan 25 poin, satu tangan kiri 50 poin, dan
sebagainya. Jika tidak tertangkap, salah satu anak yang jadi melemparkan
stik pendek ke arah stik panjang yang telah ditaruh di atas lubang
dengan posisi melintang. Jika stik panjang terkena, maka anak yang
bermain kalah.
Jika stik pendek tidak mengenai stik panjang, anak yang bermain dapat
meneruskan permainan ke tahap kedua. Pada tahap ini, anak yang bermain
lalu melemparkan stik pendek ke udara lalu dipukul sekuat tenaga dengan
stik panjang agar terlempar sejauh mungkin. Jika stik pendek yang
dilempar tertangkap oleh lawan, maka anak yang bermain dianggap kalah.
Ia harus menghentikan permainan. Jika tidak tertangkap tangan, maka anak
yang jaga harus melemparkan stik pendek ke arah lubang yang telah
dibuat. Jika saat dilempar ke arah lubang, stik pendek terpukul oleh
anak yang bermain dan terlempar jauh kembali ke arah sebaliknya, maka
perolehan poin yang didapat akan semakin banyak. Sebab cara penghitungan
poin dengan menggunakan stik panjang, diawali dari lubang ke arah
jatuhnya stik pendek. Jika stik pendek yang dilempar ke arah lubang dan
tidak terpukul oleh si pemain, maka penghitungan juga dilakukan mulai
dari lubang ke arah jatuhnya stik pendek yang lolos dari pukulan kedua.
Jika lemparan stik pendek dari lawan masuk ke arah lubang, maka poin
yang dikumpulkan oleh anak yang bermain dianggap hangus.
Apabila pada tahap kedua, anak yang bermain mendapatkan poin, maka
bisa dilanjutkan ke tahap ketiga. Pada tahap ini, anak yang bermain
harus meletakkan stik pendek ke dalam lubang. Satu ujung stik dimasukkan
ke dalam lubang, sementara ujung stik lainnya timbul di permukaan
tanah. Anak yang bermain harus bisa memukul ujung stik yang timbul agar
mengudara lalu dipukul sejauh mungkin. Jika tidak dapat memukul kedua
kali, maka ia dianggap kalah atau mati dan harus digantikan dengan
pemain lainnya. Namun jika berhasil memukul lagi satu kali, dua kali
atau seterusnya, maka pemain berhak untuk mengalikan hasil tersebut.
Jika terlempar sejauh 20 kali stik panjang dan terpukul 1 kali lagi,
maka ia mendapatkan poin 20. Jika ia mampu memukul 2 kali sebelum
terlempar jauh, maka ia berhak melipatkan menjadi dua kali. Bisa jadi,
ukuran untuk yang berhasil memukul dua kali atau seterusnya, memakai
alat ukur benda lain, misalnya peniti, gabah, dan sebagainya. Semakin ia
memukul berulang kali sebelum terlempar jauh, memungkinkan ia akan
finish lebih dulu. Begitu seterusnya dalam permainan enthik. Ia akan
mengulangi dari awal, apabila tidak “mati” dalam permainan.
Ada sisi positif dari permainan tradisional enthik ini. Anak akan
diajarkan untuk bersosialisasi dengan teman bermain. Jika ia tidak dapat
bersosialisasi dengan baik, pasti teman bermain akan menjauhinya.
Begitu pula sportivitas akan diuji dalam permainan ini. Setiap anak yang
tidak berjiwa sportif pasti lama-kelamaan juga akan ditinggalkan oleh
rekan bermain.
Sayang, permainan itu pada saat ini hanya tinggal kenangan. Paling
hanya tinggal didokumentasi lewat tulisan-tulisan, VCD, maupun film-film
dokumenter, maupun dikoleksi oleh museum-museum.
Pesan Tersirat :
Check
Anda dapat mengirimkan foto/ Artikel tentang daerah anda kirmkan melalui email ke malangkab@mail.com