Thursday, May 29, 2025

Berita

Demo di DPRD Kota Malang, Desak Polisi Tangkap Roy Suryo

mALANg rAYa Kota Malang – Puluhan warga Malang pendukung Joko Widodo (Jokowi) yang tergabung dal...

Kabupaten

Desa Simojayan Kecamatan Ampelgading Bentuk Koperasi Merah Putih

Suasana Musyawarah Desa Khusus Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih Simojayan Kec. Ampelgading Kab...

Malang Raya

Toko Kelontong di Kota Malang Ambles

mALANg rAYa - Kondisi toko kelontong di Jalan Sudanco Supriadi, Kecamatan Sukun, Kota Malang yan...

Info

Candi Bocok Kasembon Malang

mALANg rAYa Candi Bocok adalah candi yang terletak di Desa Pondok Agung, Kasembon, Malang, Jawa ...

Nasional

Respons Prabowo soal Dana Zakat Buat Bantu Makan Bergizi Gratis

mALANg rAYa Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menegaskan pemerintah siap memberi makan bergizi...

Artikel

Candi Bocok Kasembon Malang

mALANg rAYa Candi Bocok adalah candi yang terletak di Desa Pondok Agung, Kasembon, Malang, Jawa ...

Internasional

Retno Marsudi (1)

mALANg rAYa Nasional - Retno Lestari Priansari Marsudi arau lebih dikenal Retno Marsudi, seorang...

Motivasi

BOLEH DONG MINTA FOTONYA .

mALANg rAYa PercakapanNitNot ❘@Leonita_lestariBOLEH DONG MINTA FOTONYA.Kisah Nyata.Ditulis oleh ...


mALANg rAYa

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengajukan anggaran sebesar Rp.45,68 triliun untuk tahun 2018. Jumlah tersebut sudah termasuk anggaran untuk pertemuan tahunan Bank Dunia-IMF yang berlangsung di Bali pada tahun 2018 nanti dan memilliki anggaran sebesar Rp. 810,17 miliar. Akan tetapi ada sejumlah anggota Komisi 11 DPR keberatan dengan angka pada anggaran tersebut.
Fraksi PDI Perjuangan, Andreas Eddy Susetyo menyebutkan bahwa anggaran untuk pertemuan IMF di Bali itu terlalu besar. Menurutnya, Kemenkeu seharusnya lebih banyak mengoptimalkan anggaran untuk mendongkrak kinerja pajak. Soalnya, kinerja pajak selalu gagal mencapai target.
"Tantangan Kemenkeu di bidang pajak sangat besar dan harusnya berfokus mengejar penerimaan pajak," ujar Andreas di rapat kerja Komisi 11 DPR dengan pejabat Kemkeu, Selasa (12/9).
Sementara IMF. Indonesia sebagai tuan rumah tidak perlu mengeluarkan dana sebesar itu. "Ini pemborosan, bandingkan dengan dana diklat pengelolaan dana desa hanya Rp 17,5 miliar dan hanya 500 kepala desa atau 0,6% dari total kepala desa yang diundang," ujar Elviana.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan, acara IMF-Bank Dunia ini penting bagi Indonesia dan bukan pemborosan. "Ini bukan untuk memamerkan ke IMF karena mereka sudah tahu kita dan kita punya share di sana, tetapi untuk memamerkan Indonesia pada 15.000 tamu yang berasal dari berbagai negara, lembaga internasional, dan lembaga keuangan. Kita ingin memperlihatkan Indonesia dengan kemajuan pembangunan ini," kata Sri Mulyani.
Penggunaan dana ini semata-mata adalah bentuk dari keramahan Indonesia menjadi tuan rumah acara tersebut, tegas Sri Mulyani. Hal ini harusnya sudah menjadi lumrah dilakukan untuk bergaul di lingkungan internasional. “Bukan hal baru dan ini terkait martabat negara,” tandasnya.


PENTING dan PERLU (kabmalang.com)
Sumber : http://www.dpr.go.id/blog/kegiatan-detail/id/1504/berita/1490

Saatnya Berbagi :
Share on WhatsApp
«
Berikutnya
Posting Lebih Baru
»
Sebelumnya
Posting Lama

Komentar Facebook :

Komentar dengan Akun Google :

Tidak ada komentar:

Terimakasih komentar yang diberikan


Top
Submit Express Local SEO